Gambar Sampul Bahasa Indonesia · a_BAB I TEMPAT UMUM
Bahasa Indonesia · a_BAB I TEMPAT UMUM
Demas, dkk

22/08/2021 08:52:05

SMA 11 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

i

Bahasa dan Sastra

Indonesia 2

Untuk Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah

Kelas XI Program Studi IPA-IPS

Demas Marsudi

Endang Padmini

Suwarni

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI Prodi IPA-IPS

ii

Penulis

:

Demas Marsudi

Endang Padmini

Suwarni

Editor

:

Eryana Triharyani

Setting/Lay-out

:

Tim Setting

Desain Cover

:

Romiyanto

Ilustrator

:

Romiyanto

410.7

DEM

DEMAS Marsudi

b

Bahasa dan Sastra Indonesia 2 : Untuk Sekolah Menengah Atas

dan Madrasah Aliyah K

elas XII Program Studi IPA-IPS / penulis, Demas

Marsudi, Endang Padmini,

Suwarni ; editor, Eryana Triharyani ; illustrator,

Romiyanto. . — Jakarta : Pusat Perbukuan,

Departemen Pendidikan Nasional,

2009.

vii, 222 hlm. : ilus. ; 25 cm.

Bibliografi : hlm. 213

Indeks

ISBN 978-979-068-892-6 (No. Jil Lengkap)

ISBN 978-979-068-89

5

-

7

1. Bahasa Indonesia-Studi dan Pengajaran I. Judul

II. Endang Padmini

III. Suwarni IV. Eryana Triharyani V. Romiyanto

Diterbitkan oleh Pusat Perbukuan

Departemen Pendidikan Nasional

Tahun 2009

Hak Cipta Buku ini dibeli oleh Departemen Pendidikan Nasional

dari Penerbit : CV. HaKa MJ

Diperbanyak oleh : ...

Hak Cipta Pada Departemen Pendidikan Nasional

dilindungi oleh Undang-Undang

Bahasa dan Sastra Indonesia 2

Untuk Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah Kelas XI

Program Studi IPA-IPS

iii

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-

Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Departemen Pendidikan Nasional, pada tahun 2009,

telah membeli hak cipta buku teks pelajaran ini dari penulis/penerbit untuk

disebarluaskan kepada masyarakat melalui situs internet (

website

) Jaringan

Pendidikan Nasional.

Buku teks pelajaran ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan

dan telah ditetapkan sebagai buku teks pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan

untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Nomor 81 Tahun 2008 tanggal 11 Desember 2008.

Buku-buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada Departemen

Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (

down load

)

,

digandakan, dicetak,

dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat. Namun, untuk penggandaan yang

bersifat komersial harga penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan

oleh Pemerintah. Diharapkan bahwa buku teks pelajaran ini akan lebih mudah diakses

sehingga siswa dan guru di seluruh Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada

di luar negeri dapat memanfaatkan sumber belajar ini.

Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada para siswa

kami ucapkan selamat belajar dan manfaatkanlah buku ini sebaik-baiknya. Kami

menyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, sa-

ran dan kritik sangat kami harapkan.

Jakarta, Juni 2009

Kepala Pusat Perbukuan

Kata Sambutan

Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para

penulis/penerbit yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada

Departemen Pendidikan Nasional untuk di

gunakan secara luas oleh para siswa dan

guru di seluruh Indonesia

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI Prodi IPA-IPS

iv

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa.

Berkat limpahan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan buku materi

Bahasa dan Sastra Indonesia untuk Kelas XI ini.

Para siswa yang berbahagia, banyak hal baru yang harus Anda

pahami. Oleh sebab itu, kami sepakat untuk mengatur buku ini. Kami

berharap buku ini dapat Anda gunakan sebagai petunjuk untuk memahami

materi kurikulum sekaligus petunjuk langkah-langkah yang harus Anda

lakukan.

Buku ini dirancang untuk memberikan arahan dan tuntunan kepada

siswa agar mampu berkomunikasi dengan baik. Komunikasi yang

dikembangkan dalam buku ini sesuai dengan standar kompetensi dan standar

kompetensi dasar.

Model pembelajaran buku ini didesain secara alamiah dengan

memposisikan siswa sebagai subjek. Siswa akan mempelajari sendiri apa

yang dipelajari sehingga pembelajaran akan lebih bermakna.

Buku bahasa dan Sastra Indonesia ini menekankan pada proses

pembentukan siswa untuk mahir berbahasa dan bersastra secara kreatif,

baik secara lisan maupun tertulis.

Terakhir, ucapkan terima kasih kami sampaikan pada semua pihak

yang telah membantu terbitnya buku ini. Selain itu, kami pun mengucapkan

terima kasih kepada para penulis yang tulisannya kami kutip sebagai bahan

rujukan.

Demikian kata pengantar kami, tidak lupa kami selalu berharap atas

kritikan dan saran Anda agar penulisan kami yang selanjutnya dapat lebih

sempurna.

Yogyakarta, Maret

2008

Tim Penulis

Kata Pengantar

v

1.

Sebaiknya kita tidak lupa, sebelum belajar kita awali dengan berdoa dan setelah

belajar kita akhiri dengan berdoa menurut agama atau pun kepercayaan

masing-masing.

2.

Sebelum masuk dalam materi pembelajaran, pada setiap awal bab disajikan

peta konsep. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara garis

besar pada siswa mengenai hal-hal yang akan dipelajari pada bab yang

bersangkutan.

3.

Pada setiap bab atau setiap subbab buku ini disajikan wacana yang sesuai

dengan tema yang sudah ditentukan. Dalam hal ini, kita diharapkan untuk

mampu membaca dengan baik.

4.

Setelah membaca wacana, diberikan pertanyaan yang sesuai dengan bacaan

tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk menguji keberhasilan pembacaan kita.

Kita dapat dikatakan berhasil membaca dengan baik apabila kita dapat

menjawab pertanyaan tersebut paling tidak mencapai 75% dari pertanyaan

yang ada.

5.

Teori secara lengkap dan tips pelaksanaan teori disajikan pada setiap subbab.

Sebaiknya pembaca (siswa) memahami benar teori tersebut. Bila belum jelas

dan bila perlu, jangan sungkan-sungkan siswa menanyakannya kepada guru

yang mengampunya. Sebaiknya, sebelum berganti materi pembelajaran, siswa

benar-benar memahami semua teori yang disajikan karena wawasan tersebut

akan menjadi dasar untuk pembelajaran selanjutnya.

6.

Rangkuman disajikan pada akhir setiap bab. Hal ini dimaksudkan agar

pembaca (siswa) lebih mudah untuk mengingat kembali secara garis besar

mengenai materi pembalajaran pada bab tersebut.

7.

Setelah rangkuman, disajikan refleksi diri, yaitu bagaimana sikap yang

sebaiknya siswa lakukan setelah mempelajari materi bab tersebut. Sikap untuk

mengaplikasikan teori yang ada sebaiknya ditanggapi secara positif karena

dengan demikian pembelajaran tidak sia-sia.

8.

Untuk menguji kemampuan siswa dalam mempelajari materi pembelajaran,

pada bagian terakhir setiap bab disajikan evaluasi yang berupa soal-soal

mengenai materi setiap bab tersebut.

Petunjuk Penggunaan Buku

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI Prodi IPA-IPS

vi

Kata Sambutan

...........................................

iii

Kata Pengantar

..........................................

iv

Petunjuk Penggunaan Buku .....................

v

Daftar Isi

....................................................

vi

BAB I

TEMPAT UMUM ..........................

1

Tujuan P

embelajaran

....................

1

Peta Konsep .................................

1

A. Memahami Isi Sambutan/

Khotbah ..................................

2

B. Menjelaskan Topik Artikel .....

4

C. Membaca Paragraf Induktif

dan Paragraf Deduktif .............

9

D. Menulis Proposal

...................

17

Rangkuman

..................................

22

Refleksi .........................................

23

Evaluasi ........................................

24

BAB II TRANSPORTASI

........................

27

Tujuan Pembelajaran

....................

27

Peta Konsep .................................

27

A. Menonton dan Menanggapi

Pementasan

Drama .................

28

B. Membawakan Dialog Disertai

Gerak-Gerik dan Mimik

...........

30

C. Mamahami Hikayat

.................

37

D. Menulis Resensi .....................

43

Rangkuman

..................................

47

Refleksi .........................................

48

Evaluasi ........................................

49

BAB III PERISTIWA

................................

51

Tujuan Pembelajaran

....................

51

Peta Konsep .................................

51

A. Merangkum Isi Wawancara ....

52

B. Menjelaskan Hasil Wawancara

dengan Narasumber ...............

54

C. Membacakan

Berita ................

57

D. Menulis Surat Dagang dan

Surat Kuasa ............................

62

Rangkuman

..................................

68

Refleksi .........................................

69

Evaluasi ........................................

70

BAB IV KEGEMARAN

.............................

73

Tujuan P

embelajaran

....................

73

Peta Konsep .................................

73

A. Melengkapi Karya Tulis dengan

Daftar Pustaka dan Catatan

Kaki ........................................

74

B. Menganalisis Pementasan

Drama .....................................

84

C. Membawakan Tokoh Protagonis

dan Antagonis

........................

87

D. Menganalisis Novel Indonesia

/Terjemahan ..............................

93

Rangkuman

..................................

99

Refleksi .........................................

101

Evaluasi ........................................

102

BAB V KEPENDUDUKAN

.......................

105

Tujuan Pemb

elajaran

....................

105

Peta Konsep .................................

105

A. Mendengarkan Diskusi atau

Seminar ...................................

106

B. Menyampaikan Hasil

Penelitian

................................

116

C. Membaca Cepat ......................

119

D. Menulis Ringkasan Isi Buku ..

124

Rangkuman

..................................

126

Refleksi .........................................

127

Daftar Isi

vii

Evaluasi ........................................

128

BAB VI EKONOMI ...................................

131

Tujuan Pembelajaran

....................

131

Peta Konsep .................................

131

A. Mendengarkan Pembacaan

Cerpen ....................................

132

B. Mengekspresikan Dialog Para

Tokoh dalam Pementasan

Drama .....................................

138

C. Membaca Biografi Tokoh .......

139

D. Mendeskripsikan Perilaku

Manusia melalui Dialog Drama

143

Rangkuman

..................................

146

Refleksi .........................................

147

Evaluasi ........................................

148

BAB VII KETERTIBAN

............................

151

Tujuan P

embelajaran

....................

151

Peta Konsep .................................

151

A. Mendengarkan Diskusi atau

Seminar ...................................

152

B. Mengomentari Pendapat Orang

Lain ...

......................................

155

C. Membaca In

tensif ...................

159

D. Menulis Notulen Rapat ..........

162

Rangkuman

..................................

165

Refleksi .........................................

167

Evaluasi ........................................

168

BAB VIII HIBURAN

..................................

171

Tujuan P

embelajaran

....................

171

Peta Konsep .................................

171

A. Menulis Karya Tulis Ilmiah ....

172

B. Mendengarkan Pembacaan

Cerpen ....................................

179

C. Memeranka

n Drama

................

182

D. Membandingkan Novel

Indonesia/Terjemahan dengan

Hikayat ...................................

183

E. Menarasikan Pengalaman Manusia

dalam Naskah Drama ..............

188

Rangkuman

..................................

193

Refleksi .........................................

194

Evaluasi ........................................

195

Latihan Ulangan Akhir Tahun

...................

199

Daftar Pustaka

...........................................

213

Glosarium ..................................................

217

Indeks .........................................................

219

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI Prodi IPA-IPS

v iii

Bab I

~ Tempat Umum

1

TEMPAT UMUM

I

Pada bab pertama ini Anda akan mencapai beberapa tujuan pembelajaran. Tujuan yang

dimaksudkan yaitu:

1.

Anda akan berlatih mencatat pokok-pokok isi sambutan/khotbah, menuliskan pokok-pokok

isi sambutan/khotbah ke dalam beberapa kalimat, dan menyampaikan (secara lisan) isi

sambutan/khotbah kepada orang lain;

2.

Anda akan berlatih mendata pokok-pokok yang diperolah dari membaca, menyampaikan

(secara lisan) isi bacaan, ditambah dengan pendapat sendiri; dan mengemukakan alasan

mengapa artikel atau buku tersebut dipilih;

3.

Anda akan berlatih membaca bacaan secara intensif; mencatat perbedaan paragraf induktif

dan deduktif; serta menyimpulkan isi paragraf induktif dan deduktif;

4.

Anda akan berlatih mendaftar komponen atau unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah

proposal, menulis proposal sesuai dengan keperluan, dan membahas hasil tulisan proposal

dalam kelompok kecil untuk mendapatkan masukan.

TEMPAT UMUM

MENDENGAR

BERBICARA

MEMBACA

MENULIS

Menemukan

pokok-pokok isi

sambutan/khotbah

yang didengar

Menulis

proposal untuk

berbagai

keperluan

Menemukan

perbedaan paragraf

induktif dan deduktif

melalui kegiatan

membaca intensif

Menjelaskan secara

lisan uraian topik

tertentu dari hasil

membaca (artikel atau

buku)

Tujuan Pembelajaran

Peta Konsep

Bahasa dan Sastra Indonesia 2 SMA Kelas XI - Prodi IPA - IPS

2

PENDAHULUAN

Pada bab ini, Anda akan mendengarkan sambutan/khotbah untuk menemukan

pokok-pokok isi sambutan/khotbah dan menyampaikannya kepada orang lain.

Selanjutnya, Anda akan membaca intensif sebuah artikel atau buku dan menjelaskan

secara lisan uraian topik tertentu yang ada di dalamnya. Anda juga akan membaca

secara intensif beberapa paragraf untuk menemukan perbedaan paragraf induktif

dengan paragraf deduktif. Selain itu, Anda akan berlatih membuat proposal.

A.

MEMAHAMI ISI SAMBUTAN/KHOTBAH

Perlu diperhatikan bahwa setiap sambutan pada dasarnya mempunyai tiga

bagian yaitu: pembuka, isi, dan penutup. Bagian pembuka dapat berupa ucapan

terima kasih, selamat datang, selamat bertemu, dan sebagainya. Bagian ini dapat

dikatakan sebagai bahasa yang berisi permulaan orang berbicara dengan tujuan

untuk mengakrabkan suasana antara pembaca dan pendengar.

Bagian isi menguraikan pokok-pokok permasalahan yang disampaikan.

Hal yang perlu dicatat mengenai isi sambutan yaitu:

1.

peristiwa/pokok permasalahan yang disambut,

2.

personal-personal yang terlibat dalam peristiwa itu,

3.

bagaimana peristiwa itu terjadi, dan

4.

harapan yang disampaikan.

Adapun penutup suatu sambutan sebaiknya merupakan simpulan yang

diuraikan pada bagian isi dan harapan-harapan untuk hari mendatang.

Untuk melatih kemampuan menemukan pokok-pokok sambutan, berikut ini

disajikan teks sambutan yang diambil dari media komunikasi

Buwanatama

. Untuk

memberikan kesan benar-benar mendengarkan sambutan, sementara tutuplah buku

Anda dan mintalah seorang teman Anda untuk membacakannya secara ekspresif

selayaknya orang berpidato menyampaikan sambutan.

Mari kita dengarkan pembacaan teks di bawah ini!

Selamat Bangun... Tidur

Bapak/Ibu Guru dan karyawan yang saya hormati beserta siswa-siswiku yang

saya cintai ..... Untuk memberikan kata sambutan kali ini, saya mempunyai

pengalaman hidup yang tidak pernah terlupakan.

Di suatu pagi seorang mahasiswa bule Amerika, yang sedang belajar bahasa

Indonesia dengan saya berkata, “Selamat bangun tidur ... Pak Wid.” Terus saya

terkejut dan bengong. Aneh rasanya mendengar ucapan itu. Sejauh ini, salam yang

saya ajarkan kepada dia adalah, “Selamat pagi, siang, sore, atau malam ....”

Bab I

~ Tempat Umum

3

Kenapa dia bisa ngomong seperti itu? “

What did you say, dear

?” tanyaku

setelah dia berada di hadapanku. “Selamat bangun tidur ... Sir” “

Well, I think you

said something wrong and unusual

...” “Tidak, Pak saya berkata

no wrong

...”

jawabnya singkat sambil senyum dan ngeloyor pergi.

Dua minggu lalu, si blonde pretty Amrik itu datang ke rumah dan memberi saya

sebuah buku setebal 240 halaman. Judulnya adalah “

The Asean Sleeping People

John M. Mayer, sang penulis adalah seorang psikolog negara Paman Sam terkenal

saat ini. Saking sukanya, sepulang dia, buku langsung saya baca di kamar, ditemani

Beethoven, musik kegemaran saya.

Sungguh saya terkesiap membaca buku itu. Betapa tidak. Mayer mengungkap-

kan berdasar risetnya selama 5 tahun bahwa kebanyakan orang Asian tentu Indonesia

masuk di dalamnya mengalami “tidur” dalam bekerja “tidur” dalam belajar. Bahkan

“tidur” dalam berjalan. Konsep-konsep pembangunan sosial, politik, hukum, dan

pendidikan pun dibuat sambil “tidur”.

Banyak orang bicara “mimpi” daripada realita. Lebih cenderung jadi

ideal

dreamers

daripada

factual workers

. Lebih suka bertindak teoritikal yang

mementingkan aturan daripada aplikasi, dan lain-lain, maka sebagai sampel konklusi,

Indonesia masih tetap menjadi negara berkembang meski sudah 59 tahun merdeka.

Jauh dari predikat “negara maju” kata Mayer.

Setelah saya selesai membaca, saya termenung dan teringat akan sobat-

sobatku, para Guru, karyawan, dan siswa-siswaku... serta semua pihak yang saya

kenal ... sudahkan engkau bangun tidur? Kalau begitu “Selamat Bangun Tidur!”

Dikutip dari Buwanatama 2003 dengan perubahan

Keterangan:

What did you say, dear

? ‘Apa yang kau katakan?’

Well, I think you said something wrong and unusual

... ‘Ya, saya pikir Engkau

mengatakan sesuatu yang salah dan tidak biasa

Ideal dreamers

‘pemimpi sejati’

Factual workers

‘pekerja sejati’

Setelah Anda mendengar dan membaca sambutan tersebut, Anda dapat

menemukan isi pokok sambutan. Pada awal sambutan dikisahkan dialog antara

dirinya dengan seorang teman yang berucap aneh, yaitu “Selamat Bangun Tidur!”

Kata-kata itu kemudian dianalisis berdasarkan hasil penelitian John M. Mayer yang

kemudian dikemukakan maksud kata-kata tersebut. Pada bagian akhirnya pembicara

menyampaikan harapannya.

Jadi, pada pokok sambutan yang dikemukakan oleh Pak Wid tersebut bersifat

persuasif, yaitu memotivasi bawahannya untuk giat bekerja.

Bahasa dan Sastra Indonesia 2 SMA Kelas XI - Prodi IPA - IPS

4

Isi pokok sambutan itu yaitu:

a.

peristiwa lesunya sekolah,

b.

personal-personal yang terlibat yaitu guru, karyawan dan siswa,

c.

kelesuan itu terjadi karena semua komponen yang dilihat Pak Wid bekerja

dengan seenaknya dan berangan-angan tinggi,

d.

Pak Wid selaku pemimpin sekolah mempunyai harapan agar semua

komponen sekolah yang dipimpinnya: guru, karyawan, dan siswa yang

dirasanya sedang tidur itu bangkit kembali dan mau bekerja keras.

1.

Bentuklah kelompok belajar dengan beranggotakan 5 orang!

2.

Secara bergantian, satu per satu anggota berbicara untuk menyampaikan

kata sambutan dengan tema yang sudah ditentukan, sedangkan yang lain

mendengarkan sambutan tersebut dengan baik!

3.

Setelah mendengarkan sambutan, cobalah Anda catat pokok-pokok isi

sambutan tersebut!

Untuk menambah keterampilan Anda, perhatikan upacara pesta pernikahan di

daerah Anda! Pada acara pernikahan tersebut biasanya terdapat acara

sambutan. Coba perhatikan sambutan tersebut, kemudian cobalah menemukan

pokok-pokok isi sambutan yang ada! Serahkan pekerjaan Anda kepada guru!

B.

MENJELASKAN TOPIK ARTIKEL

1. Memahami Topik

Untuk menjelaskan topik sebuah artikel atau buku, selayaknya kita

membaca terlebih dahulu dan memahami benar maksud materi tersebut.

Setelah membaca suatu wacana, dapat kita tentukan topik apa yang

sedang kita baca tersebut. Dengan demikian, kita dapat menemukan ide, gagasan,

atau pesan yang disampaikan penulis kepada kita. Unsur-unsur penting yang

harus ada dalam pendataan pokok bacaan adalah

a.

pemakaian bahasa dan penulisannya

b.

isi bacaan

Latihan

Tugas Mandiri

Bab I

~ Tempat Umum

5

c.

sistematika penyampaian

d.

pesan bacaan terhadap pembaca.

Kita dapat memahami topik atau isi bacaan, dengan cara membuat

ringkasan isi wacana/bacaan. Langkah yang pertama yaitu menentukan ide

pokok tiap-tiap paragraf. Pada langkah ini, kita dapat menentukan kalimat utama

dan kalimat penjelas. Kemudian, kita tinggal atau merangkaikan ide-ide pokok

tiap paragraf yang terdapat dalam wacana tersebut, dapat juga dengan mendata

pokok-pokok yang diperoleh dari hasil membaca. Caranya, kita harus dapat

mencari pokok-pokok isi bacaan yang penting. Hal ini dapat dilakukan dengan

membedakan antara kalimat utama dan kalimat penjelas.

Secara konkret perhatikan artikel yang diambil dari bacaan

Kompas, 3

Agustus l996

berikut ini:

Mari kita perhatikan teks di bawah ini dengan cermat, kemudian kita jelaskan

secara lisan kepada teman kelompok belajar mengenai uraian topik bacaan

tersebut!

Salahkah Penyiaran TV Swasta?

Juru bicara AN teve, Zoraya Perucha, kurang begitu yakin bahwa tayangan

program TV swasta mempunyai pengaruh buruk terhadap perilaku masyarakat

Indonesia (kompas 24 Juli 1996). Untuk itu beliau berkeinginan agar anggapan

negatif tersebut dapat dibuktikan lewat penelitian. Bagi para dosen dan peneliti

yang akhir-akhir ini cukup demam dengan kegiatan RUT (Riset Unggulan Terpadu)

dan RUK (Rise Unggulan Kemitraan), keinginan Zoraya tersebut sangat baik untuk

dijadikan bahan penelitian RUT/RUK. Hanya, persoalannya tentunya bukan terletak

pada sekedar perlu tidaknya sebuah penelitian, tetapi adakah keinginan kita untuk

memandang permasalahan masyarakat itu secara lebih mendalam, jernih dan tidak

terlalu tergantung kepada hasil sebuah penelitian.

Kasarnya, bila sebuah penelitian tentang pengaruh penayangan televisi sudah

terwujud dan hasilnya membuktikan bahwa pengaruh negatif TV adalah signifikan,

lalu apakah kira-kira TV swasta rela menciutkan film-film kekerasan itu dan diganti

dengan acara-acara lain yang lebih mendidik?

Anggapan bahwa acara-acara “keras” TV itu berefek negatif terhadap

perilaku masyarakat juga sering dibicarakan oleh masyarakat umum, para pendidik

dan politis di negara-negara maju (

well developed countries

). Jadi, hal itu bukan

hanya anggapan yang terjadi di Indonesia. Namun, perbedaannya, di negara maju

anggapan sejenis ini betul-betul didiskusikan secara matang dan sungguh-sungguh

untuk mencari jalan keluar yang terbaik bagi masyarakat dan pengusaha televisi.

Lalu, rekomendasi dari hasil kajian dan diskusi tersebut dijalankan sebaik mungkin

oleh pihak-pihak yang berkaitan.

Bahasa dan Sastra Indonesia 2 SMA Kelas XI - Prodi IPA - IPS

6

Di Kanada, misalnya film-film untuk orang dewasa dilarang ditayangkan pada

waktu anak-anak masih bangun dan itupun selalu diberi peringatan bahwa film yang

bersangkutan hanya diperuntukkan bagi orang yang sudah cukup umur. Setelah itu,

memang peranan orang tua menjadi sangat dominan. Seperti kata Zoraya, bila

tidak senang tinggal matikan saja TV-nya; atau untuk bahasa sekarang, orang tua

harus mempunyai waskat (pengawasan melekat).

Kesemrawutan Masyarakat

Masalah meningkatnya ulah kejahatan di masyarakat bukanlah suatu hal yang

sederhana. Faktor-faktornya sangat kompleks dan tidak dapat ditudingkan kepada

penayangan TV swasta saja. Kalaupun ada faktor TV swasta, saya kira hal itu

adalah sebagian kecil saja dari sekian sistem budaya masyarakat bangsa Indonesia

yang tentunya saling kait mengait dengan berbagai persoalan mendasar pada

kehidupan. Termasuk di dalamnya adalah sebuah pendidikan (formal atau nonformal),

keadaan keluarga, sistem hierarki sosial-politik-ekonomi masyarakat Indonesia, serta

unsur lainnya yang sulit dikuantitatifkan. Pendek kata, acara-acara TV swasta adalah

bagian integral dari sistem itu, khususnya unsur yang berkaitan dengan masalah

persaingan ekonomi global. Sehingga tidak jarang acara TV swasta Indonesia penuh

dengan film-film impor.

Hal ini tidak berarti bahwa sama sekali tidak dapat dikontrol. Akan tetapi,

kembali ke persoalan utama, adakah kemauan kita untuk secara bersama-sama

memperbaiki keadaan? Bila keinginan ini tidak ada, maka hasil apapun dari sebuah

penelitian tidak akan mempunyai dampak apa-apa terhadap perbaikan tatanan

masyarakat kita. Jadi, intinya adalah kesungguhan kita, khususnya para intelektual,

pelaku bisnis TV swasta, dan pemerintah untuk mendiskusikan persoalan masyarakat

tersebut dari akar-akarnya.

Di dalam pendidikan formal, misalnya apakah sistem pendidikan dan

pengajaran kita sejak di tingkat dasar sampai perguruan tinggi sudah betul-betul

menjadi ajang pembinaan sumber daya manusia yang berbudi pekerti luhur dan

arena pencarian ilmu pengetahuan untuk menjawab tantangan dunia di masa depan?

Pendidikan adalah arena yang sangat tepat untuk meningkatkan kerja sama

di antara sesama teman. Begitu juga rasa saling menghormati sesama baik di dalam

satu sekolah ataupun terhadap murid-murid di sekolah lain harus dipupuk sejak dini.

Kalaupun ada kegiatan-kegiatan yang menekankan persaingan antarsekolah

(misalnya pertandingan olahraga), bobot yang harus ditonjolkan adalah sportifitas.

Bukan semata-mata untuk mencari kemenangan serta menghiraukan cara

pencapaiannya.

Tempat Menyenangkan

Intinya kita harus membuat sekolah menjadi tempat yang menyenangkan

sebagai ruang saling tolong menolong dan kerja sama (kooperasi). Dengan adanya

suasana bergairah di dalam sekolah, anak-anak didik secara umum akan juga

bergairah. Dengan demikian, mereka dapat berekspresi secara sempurna tanpa

adanya tekanan-tekanan psikologis baik dari guru atau pun dari teman-temannya.

Bab I

~ Tempat Umum

7

Sehingga anak-anak didik adalah mereka yang mampu mengekspresikan

dirinya secara sopan dan bebas, baik sewaktu di lingkungan sekolah ataupun di

masyarakat.

Keadaan harmonis di sekolah tentunya harus sejalan dengan situasi harmonis

di lingkungan keluarga dan juga masyarakat. Di dalam lingkungan keluarga, peranan

orang tua sangat dominan. Kecintaan orang tua terhadap anaknya bukan sekedar

upaya untuk memenuhi kebutuhan duniawi seorang anak. Juga kecintaan bukanlah

sekedar luapan emosional dari orang tua terhadap anak. Kasih sayang dan rasa

cinta adalah sesuatu yang tidak menuntut balasan.

Begitu juga di masyarakat, lingkungan harmonis harus betul-betul menjadi

landasan perilaku. Di dalam konteks ini, keteladanan dari para pemerintah (pusat

atau pun daerah) sangat diharapkan demi terwujudnya masyarakat yang harmonis.

Kaitannya dengan penayangan acara-acara TV swasta, masyarakat akan

mampu menilai sendiri mana acara yang patut ditonton dan mana yang tidak

selayaknya dilihat. Terlepas dari ada atau tidak adanya penelitian tentang pengaruh

perilaku buruk di masyarakat. Jadi, penelitian tentang itu akan menjadi sekunder di

masyarakat walaupun memang barangkali primer di dunia perguruan tinggi.

Kasarnya, keluarga dan masyarakat harmonis tidak akan tergantung kepada

jenis penayangan TV swasta. Mereka akan bebas dari pengaruh-pengaruh apapun

yang datangnya dari luar. Itulah waskat (pengawasan melekat).

Kompas, 03 Agustus 1996

Pada teks di atas dapat disimpulkan pokok-pokok permasalahannya meliputi:

a.

pemakaian bahasa yang kritis,

b.

sanggahan terhadap tudingan bahwa penayangan TV swasta berakibat buruk

terhadap perilaku masyarakat Indonesia,

c.

pesan agar pembaca selalu waspada dalam menyikapi pengaruh yang berasal

dari luar (misalnya dari penayangan TV) karena yang membentuk

kepribadian adalah orang yang bersangkutan atau lebih meluas yaitu

keluarga.

Bahasa dan Sastra Indonesia 2 SMA Kelas XI - Prodi IPA - IPS

8

2. Menyampaikan (secara lisan) Isi Bacaan, Ditambah dengan

Pendapat Sendiri

Untuk dapat menyampaikan isi bacaan secara lisan, ada hal-hal yang

perlu Anda lakukan, seperti berikut ini.

a.

Mengekspresikan dengan penuh percaya diri.

b.

Sampaikanlah semua materi dengan bahasa yang santun.

c.

Sampaikanlah semua materi dengan ucapan lafal dan intonasi yang jelas

agar pendengar mudah memahaminya.

d.

Bila Anda menambahkan pendapat pribadi, sebaiknya Anda sertai bukti-

bukti dan alasan yang kuat sebagai materi yang Anda sampaikan menjadi

logis dan valid.

e.

Tampunglah seluruh tanggapan dan kritikan pendengar.

f.

Berikan penjelasan apabila muncul pertanyaan dari pendengar.

Contoh:

Salahkah Penyiaran TV Swasta?

Dapat disampaikan dengan bahasa sendiri sebagai berikut.

TV swasta banyak sekali menayangkan film-film keras dan film

semacam itu akan memengaruhi perilaku masyarakat Indonesia.

Terdapat sanggahan yang tidak setuju apabila TV swasta dituding

sebagai biang keladi memburuknya perilaku masyarakat Indonesia. Yang

menjadi ukuran membaik dan memburuknya perilaku manusia itu

bukanlah penayangan televisi, tetapi sikap mental pribadi seseorang

dalam menghadapi lingkungan. Setiap pemirsa harus dapat menyeleksi

penayangan mana yang cocok dan mana yang tidak cocok.

Kerjakan pertanyaan di bawah ini sesuai dengan perintahnya!

1.

Carilah sebuah teks bacaan yang bertemakan peristiwa!

2.

Pahamilah pokok-pokok isinya dan tambahkan pendapat pribadi Anda!

3.

Pada akhir latihan, sampaikan secara lisan semua materi di depan teman-

teman Anda!

3. Mengemukakan Alasan Pemilihan Artikel atau Buku

Ketika kita membaca sebuah artikel atau buku, hal itu karena alasan

tertentu bukan? Alasan tersebut misalnya judul karangan yang sangat menarik.

Pada pembahasan ini, dipilih sebuah artikel yang berjudul

Salahkah Penyiaran

TV Swasta?

Pemilihan ini beralasan karena dilihat dari judul dan isinya, artikel

ini mempunyai manfaat untuk orang banyak.

Latihan

Bab I

~ Tempat Umum

9

1.

Tentukan satu judul buku untuk Anda baca!

2.

Ungkapkan alasan Anda memilih judul buku yang Anda baca! Tunjukkan

bahwa apa yang Anda baca bermanfaat bagi pengembangan ilmu atau untuk

meningkatkan taraf hidup manusia.

1.

Buatlah kelompok dengan beranggotakan 5-6 orang!

2.

Tentukan satu judul buku untuk Anda baca! Kemukakan alasan Anda memilih

buku tersebut!

3.

Catatlah pokok-pokok isi buku dan tambahkan pendapat pribadi kelompok

Anda!

4.

Serahkan hasil pekerjaan kelompok Anda kepada guru untuk mendapatkan

penilaian!

C.

MEMBACA PARAGRAF INDUKTIF DAN

PARAGRAF DEDUKTIF

1. Menemukan Perbedaan Paragraf Induktif dan Deduktif melalui

Kegiatan Membaca Intensif

Penguasaan paragraf dalam karangan sangat penting karena dengan

demikian seorang pembaca akan lebih cepat memahami isi bacaan. Melalui

kegiatan membaca secara intensif, kita dapat menemukan perbedaan antara

paragraf induktif dan paragraf deduktif.

Pada dasarnya sebuah paragraf dibangun hanya dengan dua materi, yaitu:

materi yang mempunyai cakupan secara umum dan yang lain cakupan khusus.

Dengan demikian, muncullah dua pola pengembangan paragraf, yaitu: pola khusus

– umum (induktif) dan umum – khusus (deduktif)

Menurut letak kalimat utamanya, kita dapat menemukan perbedaan antara

paragraf induktif dan deduktif

a.

Paragraf Induktif

Paragraf induktif yaitu paragraf yang diawali dengan kalimat-kalimat

penjelas dan diakhiri dengan kalimat utama. Jadi, ide pokoknya berada di

akhir paragraf.

Tugas Mandiri

Latihan

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI - Prodi IPA - IPS

10

Contoh:

Saat ini pemerintah mendirikan rumah sakit di mana-mana, baik

di kota maupun di desa. Tentu saja dibutuhkan dana yang tidak sedikit.

Dalam bidang pendidikan, pemerintah selalu mengupayakan kualitas

sehingga kurikulum berubah-ubah sampai menetapkan program yang

terakhir berupa KTSP. Dalam bidang ekonomi, Indonesia terlihat jatuh

terpuruk karena dengan angka-angka yang ada Indonesia masih

mempunyai hutang luar negeri yang cukup besar. Bidang-bidang yang

lain pun masih membutuhkan penanganan yang serius.

Memang tugas

pemerintah Indonesia sangat berat

.

Paragraf tersebut dapat dikelompokkan sebagai paragraf induktif

karena kalimat utamanya terletak di akhir, yaitu

tugas pemerintah Indonesia

sangat berat.

b. Paragraf Deduktif

Paragraf deduktif adalah paragraf yang diawali dengan kalimat utama

dan diikuti kalimat penjelas. Jadi paragraf ini dikembangkan dari materi yang

mempunyai cakupan umum, kemudian diikuti kalimat-kalimat yang mempunyai

cakupan khusus.

Contoh:

Pada masa sekarang ini banyak rumah sakit dibangun

, baik itu

rumah sakit negeri maupun swasta. Semarak berdirinya rumah sakit

tersebut diperkirakan karena adanya izin pendirian rumah sakit yang

relatif mudah. Rumah sakit negeri di daerah tertinggal mempunyai

jumlah yang jauh lebih banyak dibandingkan swasta. Hal tersebut dapat

dinalar karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi, misalnya

faktor finansial, sosial, asal-muasal adanya dokter, dan masih banyak

lagi.

Paragraf tersebut mempunyai gagasan utama yang dituangkan pada

kalimat utamanya, yaitu masa sekarang ini banyak rumah sakit dibangun.

Paragraf ini disebut paragraf deduktif.

Untuk menambah kemampuan, mari kita coba untuk memperhatikan

bacaan berikut ini kemudian mengerjakan soal-soal latihan di buku tugas!

Lapangan Terbang Jangan Sampai Mubazir

Baling-baling sebelah kanan pesawat CN 212 - 200 itu mulai berputar dengan

suara nyaring. Beberapa saat kemudian mesin pesawat bergemuruh. Baling-baling

sebelah kiri ikut berputar, dan tubuh pesawat mulai bergerak maju menuju landasan.

Meskipun suara burung besi itu memekakkan telinga, puluhan orang yang berdiri

di apron tak juga menyingkir. Justru mereka makin penasaran, ingin menyaksikan

pesawat yang dikemudikan pilot perempuan bernama Esther itu.

Bodi pesawat buatan PT Dirgantara Indonesia tersebut beringsut pelan sampai

ujung landasan, kemudian memutar balik.

Bab I

~ Tempat Umum

11

Posisinya siap lepas landas. Pesawat melaju dengan kekuatan penuh. Hingga

mendekati ujung landasan, penonton hanya bisa melihat ekor pesawat karena

pandangan terhalang rumpun ilalang yang cukup tinggi. Tiba-tiba hi

dung pesawat

menanjak meninggalkan landasan yang pendek itu.

Dengan mantap, pesawat yang di antaranya mengangkut rombongan pecatur

Grand Master Utut Adianto beserta sejumlah kepala dinas provinsi Sumatera Selatan

itu mengangkasa. Pesawat kecil itu pun meninggalkan Lapangan Terbang (Lapter)

Silampari di kota Lubuk Linggau menuju Palembang.

Penerbangan itu menandai diaktifkannya kembali lapter perintis yang dibangun

pada masa pemerintahan Gubernur Ramli Hasan Basri. Lapter Silampari diresmikan

7 Mei 1994 oleh Menteri Perhubungan Haryanto Danutirto. Pembangunan lapter

diharapkan mampu mempercepat perkembangan kota Lubuk Linggau.

Posisi Lubuk Linggau, kota paling barat di Sumsel di perbatasan dengan provinsi

Bengkulu dan dekat perbatasan provinsi Jambi dinilai sangat strategis. Kota itu

menjadi lokasi transit arus barang dari Jawa ke pantai barat Sumatera, termasuk

Padang dan Medan.

Namun letak kota tersebut dari Palembang cukup jauh. Jika ditempuh dengan

angkutan darat, seperti mobil dan kereta api membutuhkan waktu sekitar delapan

jam. Itu pun tidak selalu bisa dipastikan. Kondisi ruas jalan dari Lahat sampai ke

Lubuk Linggau rusak parah, terutama ruas Tebing Tinggi. Kerusakan yang sama

juga kadang menghadang mereka yang mencapai Lubuk Linggau melalui Sekayu.

Ruas jalan di daerah Muara Kelingi dan Babat Toman pada musim hujan rawan

banjir.

Gambar 1.1

Bandara Perintis

Jalur rel kereta api Palembang Lubuk Linggau pun bukan jalur yang aman.

Sejumlah rel berada di tanah yang rawan longsor. Akibatnya perjalanan kereta pun

sering terhambat. Pada awalnya, kehadiran lapter perintis tersebut tidak serta merta

bermanfaat untuk kepentingan masyarakat Musi Rawas.

Gambar 1.1

Bandara Perintis

Sumber

: www.angkasa. online.com

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI - Prodi IPA - IPS

12

Lapter Silampari sempat pula digunakan perusahaan penambangan emas PT

Barisan Tropical Mining untuk mengangkut pekerja serta emas dan perak hasil

produksi tambangnya. Ketika perusahaan itu menghentikan operasinya pada tahun

2000, berakhir pula penerbangan dari Palembang ke Lubuk Linggau.

Lapter yang dibangun menghabiskan dana miliaran rupiah itu menganggur

lebih dari tiga tahun. Lapter Silampari saat ini berada di kota Lubuk Linggau, daerah

pemekaran dari kabupaten Musi Rawas sejak 2001 lalu. Akan tetapi, lapter itu

hingga kini masih tetap menjadi aset Musi Rawas.

Untunglah, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Musi Rawas berhasil meyakinkan

perusahaan penerbangan swasta untuk menerbangi rute tersebut. Selain memberikan

subsidi untuk setiap kursi yang kosong, Pemkab juga membebaskan biaya penggunaan

lapter sebagai bentuk insentif kepada operator maskapai penerbangan. Hasilnya,

sejak akhir November ini setiap hari ada penerbangan dari Palembang ke Lubuk

Linggau pergi pulang. Penerbangan hanya libur hari Minggu.

Prospek penumpang pun sangat menjanjikan. Tiket pesawat seharga

Rp216.000,00 setiap penumpang, menurut Bupati Musi Rawas Ibnu Amin, selalu

habis dipesan, “Bahkan banyak yang tidak kebagian tiket,” ungkapnya.

Dengan hasil uji coba yang sangat memuaskan itu, Pemkab Musi Rawas

berancang-ancang membuka jalur penerbangan Jakarta - Lubuk Linggau. Selain

itu ada dorongan dari pemerintah provinsi agar dijajaki penerbangan antarkabupaten

maupun antarprovinsi.

Wacana mengaktifkan modal angkutan udara sebagai sarana transportasi untuk

membuka keterpencilan daerah di Sumsel kembali menguat dengan hidupnya

penerbangan perintis ke Lubuk Linggau. Selain Silampari, ada dua kabupaten lain

yang memiliki lapter perintis, yaitu Musi Banyuasin (Lapter Sekayu) dan Ogan

Komering Ulu Selatan (Lapter Banding Agung).

Lapter Banding Agung di dekat danau Ranau, sekitar 315 kilometer dari

Palembang. Lapter di kampung halaman Ramli Hasan Basri, mantan gubernur

Sumsel itu diresmikan 12 Oktober 1995 oleh Menteri Dalam Negeri Yogie S. Memet.

Keberadaan lapter itu diharapkan bisa memacu pengembangan pariwisata danau

Ranau sebab waktu tempuh lewat darat dari Palembang sekitar tujuh jam bisa

dipangkas menjadi 45 menit.

Banding Agung sempat didarati pesawat dari jalur Palembang-Lubuk Linggau,

tetapi hanya beberapa buIan setelah diresmikan. Setelah itu sama dengan Silampari,

lapter tersebut mati suri. Dana Rp 2,74 miliar untuk membangun lapter itu pun sia-

sia.

Lapter Sekayu di ibukota kabupaten Musi Banyuasin selesai dikerjakan Mei

2004. Lapter tersebut dibangun untuk pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON)

XVI karena Sekayu menjadi tuan rumah sejumlah cabang olahraga, termasuk terbang

layang. Setelah PON XVI usai, belum jelas penggunaan lapter tersebut.

Bab I

~ Tempat Umum

13

Erika Buchori, ahli transportasi dari Universitas Sriwijaya mengingatkan daerah

yang ingin membuka penerbangan perintis agar memastikan asal dan tujuan, serta

pola angkutan barang yang akan melewati daerahnya. “Termasuk memperhitungkan

potensi daerah yang bisa dijual keluar,” ujar Erika.

la memberi contoh, Lubuk Linggau memiliki potensi perdagangan yang sangat

besar, posisi kota tersebut sangat strategis dalam jalur perdagangan di barat Sumatera.

Lubuk Linggau berfungsi sebagai tempat transit berbagai komoditas perdagangan.

“Bawang merah dari Brebes yang akan dikirim ke Padang dan Medan, singgah

di kota itu. Sebaliknya, alpukat dari Curup, Bengkulu, dibawa ke Jawa melalui Lubuk

Linggau,” kata Erika.

Selama ini yang terjadi adalah penerbangan perintis hanya dinikmati secara

eksklusif oleh segelintir orang, misalnya para pegawai perusahaan minyak atau

perkebunan. Meskipun dari segi jumlah penumpang dinilai berhasil karena kapasitas

terlampaui, dari segi pengembangan ekonomi daerah tidak ada insentif berarti yang

diperoleh.

“Berbeda halnya penerbangan perintis itu dimanfaatkan oleh mereka yang

bertujuan melakukan kegiatan perdagangan langsung, yaitu membawa hasil dari

dalam daerah itu untuk dipasarkan ke luar maupun sebaliknya,” papar Erika. Waktu

tempuh lebih pendek menggunakan angkutan udara ketimbang angkutan darat, lanjut

Erika, akan menjadi nilai tambah untuk memromosikan potensi daerah. Namun, ia

mengingatkan pemerintah daerah tidak latah membangun lapter tanpa

mempertimbangkan komoditas asal daerah tersebut yang berpotensi dijual ke luar

daerah.

Hal senada dilontarkan oleh Kepala Dinas Perhubungan Sumsel Amir

Syarifuddin. Menurut Amir, setidaknya daerah tersebut harus memiliki potensi untuk

dikembangkan. “Jangan hanya karena rnerasa ada potensi wisata terus membangun

bandara, karena dari satu sektor itu saja tak akan menutupi biaya operasi. Berbeda

jika selain wisata, ada potensi yang bisa dijual ke luar, misalnya perkebunan dan

pertambangan,” katanya.

Pemerintah provinsi Sumsel Amir, mendukung upaya pemerintah kabupaten

yang memiliki lapter memanfaatkannya semaksimal mungkin. Pemprov bahkan

berjanji mengupayakan bantuan pembanguan lapter ke pusat. (DOT)

Dikutip dari Kompas, 30 November 2004

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI - Prodi IPA - IPS

14

Dengan memperhatikan bacaan di atas, coba Anda tanggapi pertanyaan-

pertanyaan berikut.

1.

Setelah memahami perbedaan antara jenis paragraf induktif dan deduktif,

coba analisis bacaan di atas. Paragraf mana yang termasuk induktif dan

yang mana yang termasuk deduktif?

2.

Menurut Anda, paragraf ke-7 pada bacaan tersebut dapat dimasukkan ke

dalam jenis paragraf apa, alasan apa yabg menguatkan pendapat Anda

tersebut?

2. Menuliskan Kesimpulan Paragraf Induktif dan Deduktif

Berbekal pemahaman mengenai paragraf deduktif dan induktif hendaknya

dengan mudah Anda dapat menyimpulkan setiap paragraf dan selanjutnya dapat

mengklasifikasikannya. Untuk memudahkan praktik tersebut, perhatikan contoh

paragraf dan beberapa tips berikut ini!

a.

Menyimpulkan Paragraf Induktif

Di sebagian besar daerah pedesaan secara menyebar didirikan

tempat pendidikan yang berupa sekolah dasar. Meningkat, di kota

kecamatan, pemerintah mengusahakan berdirinya sekolah menengah

tingkat pertama atau bahkan sebagian berdiri pula sekolah menengah

atas. Pada tingkat kabupaten, terutama kabupaten yang sudah maju,

bermunculan perguruan tinggi, baik swasta maupun negeri. Selain

tempat pendidikan formal yang sudah disebutkan itu, menjamur pula

tempat pendidikan nonformal, misalnya: tempat pelatihan komputer,

kursus menyablon, kursus memasak, potong rambut, bengkel mobil,

pertanian, dan kerajinan. Jadi, anak sekarang seharusnya tidak

mengalami kesulitan lagi memilih tempat pendidikan di negeri ini. Anak

tinggal menentukan tempat berpendidikan dengan menyesuaikan

kesenangan dan kemampuannya.

Contoh paragraf tersebut dapat dikelompokkan sebagai paragraf induktif

(khusus-umum). Untuk menyimpulkan paragraf induktif tersebut ada tiga

langkah yang perlu dilakukan seperti menyimpulkan paragraf deduktif di

atas, yaitu:

1)

menentukan kata kunci yang mempunyai cakupan makna luas,

2)

menentukan kata-kata kunci yang dapat digunakan untuk mendukung

makna luas yang terdapat pada bagian pertama,

3)

mengaitkan antara kata kunci yang luas dan penjelas tersebut, kemudian

menyusun menjadi kalimat kesimpulan secara singkat. Agar pembaca

yakin terhadap kesimpulan itu, sebaiknya kalimat kesimpulan dibuat

dengan ragam argumentasi,

Latihan

Bab I

~ Tempat Umum

15

Simpulan yang dapat kita buat yaitu

Negeri ini mempunyai banyak

tempat pendidikan baik formal maupun nonformal. Oleh sebab itu,

anak bangsa tidak perlu mengalami kesulitan dalam memilih pendidikan

yang cocok dengan keinginan dan kepribadiannya

.

4) Untuk membuat paragraf deduktif buatlah kalimat yang mengandung

kata ‘tempat pendidikan’, kemudian jelaskan kalimat tersebut dengan

kalimat-kalimat yang mengandung TK, SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi,

tempat kursus, privat, bimbingan belajar atau tempat lain. Sebaliknya

apabila ingin membuat paragraf induktif, kalimat yang mengandung kata

tempat pendidikan harus diletakkan pada bagian akhir paragraf.

b. Menyimpulkan Paragraf Deduktif

Yogyakarta sampai saat ini mempunyai sebutan “Kota Pelajar”.

Tentu saja sebutan itu tidak muncul begitu saja oleh masyarakat

lingkungan yang menyebutnya, begitu pula pemilik Yogyakarta yang

mendapatkan sebutan tersebut. Sebutan itu mempunyai alasan dan

sejarah panjang. Pada tahun 1945 di Yogyakarta didirikan sebuah

Perguruan Tinggi, yaitu Universitas Gadjah Mada. Di tempat itulah

para pemuda saat itu digembleng mental dan spiritualnya. Tidak khayal

lagi, perguruan itu menghasilkan lulusan-lulusan yang tangguh.

Sebagai generasi penerus, para lulusan tersebut mengem-bangkan

dunia pendidikan, baik itu pendidikan awal/TK/SD, menengah,

ataupun perguruan tinggi. Selain pendidikan formal di Yogyakarta

pun muncul tempat pendidikan tinggi. Selain pendidikan formal, di

Yogyakarta pun muncul tempat pendidikan nonformal, misalnya tempat

kursus dan bimbingan belajar yang jumlahnya banyak sekali.

Contoh paragraf tersebut dapat dikelompokkan sebagai paragraf (umum

- khusus). Untuk menyimpulkan paragraf deduktif tersebut ada tiga langkah

yang perlu dilakukan yaitu:

1)

tentukan kata kunci yang mempunyai cakupan makna luas,

2)

tentukan kata-kata kunci yang dapat digunakan untuk mendukung

makna luas yang terdapat pada bagian pertama,

SD

TK

BIMBINGAN

BELAJAR

TEMPAT

PENDIDIKAN

SMP

SMA

PERGURUAN

TINGGI

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI - Prodi IPA - IPS

16

3) kaitkan antara kata kunci yang luas dan penjelas tersebut, kemudian

susunlah menjadi kalimat kesimpulan secara singkat. Agar pembaca yakin

terhadap kesimpulan itu, sebaiknya kalimat kesimpulan dibuat dengan

ragam argumentasi.

Sebagai contoh, paragraf di atas mempunyai kata kunci sebutan, “

Kota

Pelajar

”. Adapun kata-kata penjelasnya yaitu

sejarah panjang

,

berdirinya

perguruan tinggi

,

munculnya tempat pendidikan formal dan nonformal

.

Dari pernyataan-pernyataan tersebut dapat dirangkaikan pernyataan singkat

yang berupa kesimpulan sebagai berikut: kota Yogyakarta mendapat sebutan

“Kota Pelajar” karena mempunyai sejarah panjang dalam dunia pendidikan,

baik pendidikan dasar, menengah, maupun perguruan tinggi. Bahkan sampai

sekarang, kota tersebut eksis memunculkan tempat-tempat pendidikan baik

formal maupun nonformal.

Bacalah kembali wacana berjudul “Lapangan Terbang Jangan Sampai Mubazir.”

Setelah itu, simpulkan setiap paragrafnya!

1.

Untuk menambah kemampuan Anda, cobalah untuk mencari bacaan yang

bertema Tempat Umum, kemudian cobalah Anda buat simpulan setiap

paragrafnya! Tentukan juga paragraf mana yang termasuk induktif dan

deduktif!

2.

Bentuklah kelompok diskusi. Ungkapkanlah pendapat Anda mengenai

paragraf mana yang termasuk paragraf deduktif dan paragraf induktif.

3.

Diskusikanlah bersama kelompok Anda dan ambillah kesimpulan mengenai

paragraf mana yang termasuk paragraf deduktif maupun induktif.

Latihan

Tugas Mandiri

Bab I

~ Tempat Umum

17

D.

MENULIS PROPOSAL

1. Mendaftar Komponen atau Unsur-unsur yang Terdapat dalam

Sebuah Proposal

Kata

proposal

berasal dari bahasa Inggris yang di dalam bahasa Indonesia

mempunyai pengertian usul; tawaran; rencana; perencanaan; pengajuan; atau

lamaran. Pengertian itu kemudian meluas menjadi penentuan serangkaian

tindakan untuk mencapai hasil tertentu yang diinginkan. Dan pada akhirnya,

dalam pembicaraan ini kata

proposal

diberi pengertian sebagai rencana kerja

yang disusun secara sistematik dan terinci untuk suatu kegiatan yang bersifat

formal.

Sebuah lembaga, instansi, organisasi, bahkan individu yang menginginkan

hasil kerja secara optimal, selayaknya mereka mampu membuat perencanaan

secara matang. Langkah prakerja yang diperhitungkan oleh individu atau tim

pelaksana secara teoritis itulah yang kita kenal sebagai penyusunan proposal.

Secara umum proposal memiliki komponen atau unsur-unsur sebagai

berikut:

a.

nama kegiatan,

b.

dasar pemikiran,

c.

tujuan dan manfaat kegiatan,

d.

ruang lingkup,

e.

waktu dan tempat kegiatan,

f.

penyelenggara atau panitia,

g.

anggaran biaya,

h.

penutup.

Penulisan proposal yang lebih kompleks digunakan pada saat seseorang

mempunyai program yang besar, misalnya menulis karangan ilmiah yang berupa

tesis atau disertasi.

a.

Nama Kegiatan

Nama kegiatan yang direncanakan tidak ubahnya sebuah judul proposal.

Oleh sebab itu nama tersebut harus dibuat semenarik mungkin sehingga

menimbulkan rasa keingintahuan seorang pembaca. Hal-hal yang perlu

diperhatikan dalam pembuatan nama seperti berikut ini:

1)

sesuai topik atau pokok permasalahan dalam kegiatan,

2)

singkat, padat, dan jelas,

3)

sebaiknya diungkapkan dalam bentuk frase.

b. Dasar Pemikiran

Dasar pemikiran dalam proposal merupakan alasan mengapa kegiatan

itu harus dilaksanakan. Dalam hal ini, penyusun proposal diharapkan dapat

menunjukkan arti pentingnya pelaksanaan kegiatan yang akan dilaksanakan.

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI - Prodi IPA - IPS

18

c.

Tujuan dan Manfaat

Tujuan proposal yaitu sesuatu yang akan dicapai kegiatan yang

direncanakan tersebut. Dalam langkah kerja, tujuan ini akan berfungsi

mengarahkan aktivitas sehingga tidak mengalami lepas kontrol dari sasaran.

Biasanya, tujuan dibedakan atas dua hal yaitu: tujuan jangka pendek dan

jangka panjang.

Dalam merumuskan tujuan, harus diingat pula manfaat yang akan dicapai,

baik itu manfaat bagi individu perencana maupun manfaat bagi masyarakat

umum atau khalayak.

d. Ruang Lingkup

Ruang lingkup kegiatan harus jelas, artinya penyusun proposal harus

menetapkan batas-batas pokok permasalahan, sasaran peserta, wilayah,

dan aspek lain yang memerlukan pembatasan. Dari pembatasan ini seorang

pembaca proposal dapat mengetahui kedalaman dan keluasan objek materi

yang direncakan.

e . Waktu dan Tempat Kegiatan

Penentuan waktu dan tempat kegiatan sepertinya mudah, tetapi penyusun

proposal jangan sekali-kali meremehkan hal ini. Faktor ini sangat menunjang

keberhasilan kegiatan, bahkan sekali salah perhitungan mengenai waktu

atau tempat, kegiatan akan mengalami kerugian yang besar. Terlebih-lebih

jika penyusunan proposal ini bertujuan untuk mencari sponsor dalam rangka

penggalangan dana, faktor waktu dan tempat dapat mempengaruhi penilai

proposal sampai pada penentuan disetujui atau ditolaknya proposal tersebut.

f.

Penyelenggara/Panitia

Penyusun proposal dapat bersifat pribadi atau tim. Biasanya penyusun

yang bersifat tim mengatasnamakan suatu organisasi.

Untuk membentuk panitia, penyusun proposal harus jeli dalam me-

nempatkan personal-personalnya sebab dengan membaca kepanitiaan ini

seseorang dapat memperkirakan kualitas kegiatan. Ingat, penempatan orang-

orang yang terkenal sering mempengaruhi pembaca bahkan penyelenggara

sering dianggap sebagai jaminan kualitas kegiatan.

g. Anggaran Biaya

Proposal yang baik selalu mencantumkan rincian biaya penyelenggaraan

kegiatan. Sebaiknya biaya itu diperhitungkan secara logis dan realistis, baik

itu pemasukan maupun pengeluarannya. Estimasi pembiayaan yang dibuat

oleh seorang penyusun proposal akan menjadi pertimbangan calon

penyandang dana atau donatur.

Anggaran biaya dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu: persiapan,

operasional dan laporan/hasil.

Bab I

~ Tempat Umum

19

h. Penutup

Penutup merupakan akhir pembicaraan perencanaan kegiatan. Oleh

sebab itu, bagian ini merupakan rayuan terakhir penyusun proposal kepada

pembaca atau penilainya untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu

proposal. Untuk itu, pada bagian ini penyusun proposal harus dapat

memotivasi calon penyandang dana, donatur, sponsor, atau partisipan dengan

cara menunjuk-kan rasa optimistis (

positive thinking)

terhadap kegiatan

yang direncanakan.

2. Menulis Proposal untuk Suatu Keperluan

Pada praktik pembuatan proposal, unsur-unsur yang disebutkan di atas

tidak berlaku mutlak, baik isi, jumlah, maupun urutannya. Seorang penyusun

proposal dapat menambah atau mengurangi unsur tersebut secara fleksibel

menurut kebutuhan. Coba perhatikan! Berikut ini merupakan contoh penulisan

proposal yang sederhana, namun representatif dalam penyusunannya.

PROPOSAL

STUDI WISATA OSIS

SMU BUDYA WACANA YOGYAKARTA

I.

Dasar Pemikiran

A. Pembelajaran di sekolah bukanlah satu-satunya bekal bagi siswa untuk

terjun ke tengah masyarakat setelah menyelesaikan studinya nanti. Salah

satu alternatif yang perlu dipahami adalah mencari wawasan dan terjun

langsung ke tengah aktivitas masyarakat yang mempunyai korelasi

dengan ilmu yang sedang dipelajari siswa bersangkutan.

B. Setiap perkembangan di sekitar selalu menuntut siswa untuk tanggap

dan peka terhadapnya. Oleh sebab itu, selayaknya siswa memahami

segala fenomena yang muncul di tengah masyarakat. Dengan cara ini

siswa semakin bertambah wawasan pengetahuan dan penalaran karena

siswa dapat membandingkan teori di sekolah dengan dunia nyata.

C. Pembelajaran di sekolah merupakan pembentuk pikir siswa. Dengan

bekal tersebut, siswa dapat mengadakan komparasi dengan fenomena

di sekitarnya dan menganalisis secara logis.

D. Siswa perlu mengenal dan mencintai objek wisata dan lingkungan

hidupnya.

E. Siswa perlu saling mengenal dan memupuk tali persaudaraan yang satu

dengan yang lainnya, terutama warga OSIS SMU Budya Wacana

Yogyakarta.

II. Bentuk Kegiatan

Sesuai dengan nama proposal ini, yaitu Studi Wisata, kegiatan ini menekankan

pada studi lapangan. Kegiatan ini berorientasi pada studi 60 % dan wisata

40%.

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI - Prodi IPA - IPS

20

III. Tujuan

A. Meningkatkan wawasan, kemampuan, kesadaran, dan rasa cinta siswa

terhadap permasalahan empiris di lingkungan hidupnya.

B. Menambah wawasan daya nalar siswa setelah menghadapi fenomena

di sekitarnya.

C. Menambah wawasan pola pikir siswa untuk mengadakan inovasi

terhadap lingkungan.

D. Meningkatkan kerja sama antarsiswa dalam menangani permasalahan.

IV. Sasaran dan Ruang Lingkup

Arahan yang dituju adalah peningkatan kualitas warga OSIS, oleh sebab itu

kegiatan ini membatasi pesertanya. Peserta yang diharapkan ikut terlibat

adalah semua warga OSIS SMA Budya Wacana Yogyakarta, pembina OSIS,

dan guru pendamping.

V. Waktu dan Tempat Kegiatan

Waktu pelaksanaan: tanggal 28 - 30 Desember 2007 (waktu tersebut

merupakan liburan semester sehingga diharapkan tidak mengganggu proses

belajar mengajar.

Adapun tempat kegiatan yaitu Lokasi Objek Wisata Kaliurang dengan metode

pelaksanaan sebagai berikut:

1.

mengunjungi dan mengamati secara langsung objek wisata Kaliurang

dengan meneliti habitat maupun ekosistem yang ada,

2.

diskusi hasil pengamatan,

3.

ceramah dan pengarahan guru pendamping.

VI. Penyelenggara

Pelindung

: Dra. Yohana Sri Kadarw

ati (Kepala Sekolah)

Guru Pendamping

: 1. Suharto Yustinus Edyst, S.TP.

2. Drs. Heru Marmantyo

Ketua

: Lukas Gunawan

Sekretaris

I.

: Mustika K.

II.

: Lelo Deos Santos M.

Bendahara

I.

: Ferni Sumaela

II.

: Vivi Marisa Rambing

Koordinator dan Seksi :

1. Akomodasi

: Eriko Herdian Basuki

2. Acara

: Rukmono Oky

3. Dokumentasi

: Asimido

4. Transportasi

: Hanto

VII.

An

ggaran Biaya

Panitia pelaksana akan menggali beberapa sumber dana. Diharapkan semua

dana tersebut dapat mencukupi semua kebutuhan kegiatan. Sumber dana

yang dimaksudkan antara lain:

1.

dana yang dihimpun panitia dari semua peserta,

Bab I

~ Tempat Umum

21

2.

dana dari donatur,

3.

dana dari sponsor,

4.

dana subsidi dari sekolah.

VIII.

Penutup

Panitia yakin bahwa rencana kegiatan ini akan terlaksana dengan baik dan

lancar apabila mendapat dukungan dan kerja sama dari luar, baik dukungan

yang bersifat moral, material, maupun spiritual. Oleh sebab itu, panitia selalu

berharap atas dukungan dan kerja sama para calon peserta, donatur, sponsor,

dan segenap jajaran yang ada di SMA Budya Wacana Yogyakarta.

Dengan memperhatikan pengertian dan contoh di atas, ternyata membuat

proposal merupakan hal yang mudah dan mengasyikkan. Oleh sebab itu, silakan

Anda membentuk kelompok kecil untuk berbagi pengalaman dalam pembuatan

proposal. Langkah yang dapat kita lakukan yaitu:

1.

Membentuk kelompok yang beranggotakan maksimal lima anak.

2.

Setiap anak mencoba membuat satu proposal sesuai dengan contoh yang

ada.

3.

Setelah selesai membuat proposal, hasil tulisan itu dapat kita tukarkan dengan

karya teman.

4.

Setiap anak dapat meneliti pekerjaan teman yang lain. Secara objektif, sebisa

mungkin menilai kelebihan dan kekurangan yang ada.

5.

Terakhir kali baru dapat kita bahas secara bersama dengan saling

memberikan masukan demi menambah kemampuan dalam menulis sebuah

proposal yang baik. (Hal-hal yang perlu dibahas antara lain tentang struktur

tulisannya, ejaannya, unsur-unsurnya, pilihan katanya, dan formatnya.)

Nah, membuat proposal sangat menyenangkan, bukan? Berikut ini ada

ilustrasi yang dapat kita gunakan sebagai materi membuat proposal. Silakan

Anda mencobanya!

Sebuah koperasi di desa ingin mendapatkan uang pinjaman dari sebuah

bank. Coba Anda buat proposal yang cocok dengan keperluan itu. Data-data

yang dibutuhkan dapat Anda buat secara fiktif, yang penting dapat menunjukkan

format proposal secara baik, benar, dan lengkap.

Untuk meningkatkan keterampilan Anda, buatlah sebuah proposal tentang kegiatan

yang akan dilaksanakan di sekolah! Serahkan pekerjaan Anda kepada guru!

Latihan

Tugas Mandiri

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI - Prodi IPA - IPS

22

1.

Sambutan yaitu tanggapan terhadap suatu peristiwa atau pernyataan yang

disampaikan oleh pihak lain. Sambutan biasanya mempunyai tiga bagian, yaitu:

pembuka, isi, dan penutup. Untuk menemukan pokok-pokok permasalahan

yang disampaikan, ada beberapa hal yang perlu dicatat yaitu:

a. peristiwa/pokok permasalahan yang disambut,

b. personal-personal yang terlibat dalam peristiwa itu,

c. bagaimana peristiwa itu terjadi, dan

d. harapan yang disampaikan.

2.

Topik sebuah bacaan yaitu pokok permasalahan yang menarik di dalam suatu

bacaan. Untuk menjelaskan topik sebuah artikel atau buku, selayaknya Anda

membaca terlebih dahulu dan memahami benar maksud materi tersebut. Untuk

menyampaikan topik bacaan secara lisan sebaiknya mencatat kata-kata kunci

yang mendominasi bacaan itu. Setelah itu, Anda coba mengait-ngaitkan kata

kunci tersebut dengan mengembangkan seperlunya. Dengan demikian, Anda

dapat menjelaskan topik bacaan dengan lancar dan benar.

3.

-

Paragraf induktif yaitu paragraf yang diawali dengan kalimat-kalimat

penjelas dan diakhiri dengan kalimat utama. Jadi, ide pokoknya berada di

akhir paragraf.

-

Paragraf deduktif adalah paragraf yang diawali dengan kalimat utama

dan diikuti kalimat penjelas. Jadi paragraf ini dikembangkan dari materi

yang mempunyai cakupan umum, kemudian diikuti kalimat-kalimat yang

mempunyai cakupan khusus.

Jadi, untuk menemukan perbedaan antara paragraf induktif dan deduktif sangat

mudah, yaitu dengan membandingkan kalimat yang pertama dan yang terakhir.

Bila kalimat pertama lebih umum daripada yang terakhir, jadilah paragraf itu

deduktif. Sebaliknya, apabila yang terakhir lebih umum daripada yang pertama,

yakinlah itu berupa paragraf induktif.

4.

Kata

proposal

berasal dari bahasa Inggris yang di dalam bahasa Indonesia

mempunyai pengertian usul; tawaran; rencana; perencanaan; pengajuan; atau

lamaran. Pengertian itu kemudian meluas menjadi rencana kerja yang disusun

secara sistematik dan terinci untuk suatu kegiatan yang bersifat formal.

Secara umum proposal memiliki komponen atau unsur-unsur yang berupa:

nama kegiatan, dasar pemikiran, tujuan dan manfaat kegiatan, ruang lingkup, waktu

dan tempat kegiatan, penyelenggara atau panitia, anggaran biaya, dan penutup.

Setelah kita pelajari Bab I ini, sedikitnya kita memiliki empat hal yang

ketrampilan, yaitu: menemukan pokok isi sambutan, menjelaskan secara lisan uraian

topik tertentu dari hasil membaca artikel, dan menulis proposal.

Rangkuman

Bab I

~ Tempat Umum

23

Sikap yang harus kita tunjukkan dalam melakukan ketrampilan itu antara lain:

1.

Saat mendengarkan sambutan, sebaiknya kita menaruh perhatian pada

pembicara sehingga terlihat keantusiasan kita.

2.

Dalam menjelaskan secara lisan uraian topik tertentu, sebaiknya suara kita

menguasai semua yang hadir dan dengan pelafalan yang jelas.

3.

Dalam membedakan paragraf induktif dan deduktif, sebaiknya kita membaca

keseluruhan karangan terlebih dahulu karena langkah ini akan mendapatkan

hasil yang akurat.

4.

Untuk membuat proposal yang baik tentunya menyebutkan semua komponen

secara lengkap. Lebih dari itu, sebaiknya semua perhitungan biaya dilakukan

secara logis sehingga penerima proposal mudah untuk mengambil putusan.

Setelah mempelajari materi bab I, kita mendapatkan banyak wawasan.

Beberapa hal yang dapat Anda sikapi secara positif antara lain sebagai berikut.

1.

Ketika mendengarkan sambutan/khotbah, sebaiknya Anda perhatikan benar

apa yang disampaikan oleh pembicara/pengkhotbah tersebut. Bila perlu, Anda

dapat mencatat pokok-pokok isi sambutan/khotbah itu sehingga Anda dapat

menjawab pertanyaan-pertanyaan, bahkan mampu menyampaikan kembali

dalam bentuk lisan isi sambutan/khotbah tersebut

2.

Sebelum membaca buku atau artikel, sebaiknya kita mampu memilih topik

bacaan yang dapat membangun diri, artinya bacaan tersebut harus bermanfaat

untuk mengembangkan daya pikir Anda atau dapat Anda manfaatkan untuk

meningkatkan kesejahteraan maupun taraf kehidupan sosial Anda. Hasil akhir

setelah kita membaca artikel/buku yaitu kita dapat memahami isi artikel/buku

itu dan kemudian mampu pula untuk menyampaikannya dalam bentuk lisan

maupun tertulis.

3.

Pada saat Anda membaca secara intensif bacaan apa saja, sebaiknya Anda

mampu membedakan jenis paragraf-paragrafnya, apakah itu deduktif atau

induktif. Dengan cara demikian, Anda pasti akan mudah memahami isi bacaan

bahkan memahami maksud penulisnya.

4.

Setelah Anda pelajari teori proposal, sebaiknya Anda mampu membuat proposal

untuk berbagai keperluan dengan cara yang baik dan benar. Dengan demikian,

Anda dapat meyakinkan pihak-pihak yang Anda tuju dan membuat mereka

menyetujui proposal tersebut.

Refleksi

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI - Prodi IPA - IPS

24

Evaluasi

I. Pilihlah a, b, c, d, atau e sebagai jawaban yang tepat!

Ringkasan dan ikhtisar merupakan penyajian singkat dari suatu karangan asli.

Namun, secara teknis keduanya memiliki perbedaan. Ringkasan merupakan penyajian

singkat dari suatu karangan asli, tetapi tetap mempertahankan urutan isi dan sudut

pandang pengarangnya. Selain itu, perbandingan bagian dari karangan asli secara

proporsional tetap dipertahankan. Adapun di dalam membuat ikhtisar, penulis tidak

perlu mempertahankan urutan karangan asli, tidak perlu memberikan isi dari seluruh

karangan itu secara proporsional. Ia dapat langsung mengemukakan inti atau pokok

masalah dan problematik pemecahannya. Ia juga dapat memberikan ilustrasi

beberapa bagian atau isi dari suatu bab untuk memjelaskan inti atau pokok masalah

dan mengabaikan bagian atau bab-bab yang kurang penting.

1.

Dilihat dari teknik pengembangannya, bacaan tersebut merupakan karangan ... .

a.

pola pengembangan sebab akibat

b.

pola pengembangan contoh

c.

pola pengembangan perbandingan

d.

pola pengembangan pertentangan

e.

pola pengembangan definisi

2.

Dilihat dari segi letak kalimat utamanya, bacaan tersebut merupakan karangan

yang yang disebut ... .

a .

induktif

b.

deduktif

c.

campuran

d.

ineratif

e .

deskriptif

3.

Proposal adalah rencana yang dituangkan dalam bentuk rancangan kerja.

Pertanyaan yang sesuai dengan kalimat di atas adalah... .

a.

Sebutkan jenis-jenis proposal?

b.

Apakah yang dimaksud dengan proposal?

c.

Bilamana kita membuat proposal?

d.

Mengapa proposal sangat penting?

e.

Apa tujuan dibuatnya proposal?

Setelah mempelajari materi bab ini, Anda dapat mengukur kemampuan

Anda dengan mengerjakan soal-soal evaluasi berikut ini.

Bab I

~ Tempat Umum

25

4.

Berikut ini merupkan unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah proposal,

kecuali

... .

a .

Tujuan

b.

Rumusan masalah

c.

Manfaat

d.

Latar belakang

e. Alur

5.

Seseorang dapat dikatakan mampu mendengarkan sambutan/khotbah dengan

baik apabila mempunyai ciri-ciri sebagai berikut,

kecuali

... .

a.

mengetahui isi sambutan/khotbah

b.

dapat menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan isi sambutan/khotbah

c.

dapat menyampaiakan kembali isi sambutan/khotbah

d.

dapat mengatur kehendak pendengar tanpa memperhatikan isi sambutan/

khotbah

e.

mengetahui kehendak pembicara sesui dengan isi sambutan/khotbah

6.

Cara paling tepat untuk dapat menjelaskan kembali hasil membaca buku/artikel

yaitu ... .

a.

meniru bahasa yang digunakan dalam penulisan buku tersebut

b.

mencatat secara lengkap bacaan tersebut sehingga untuk menjelaskan

kembali tinggal membaca

c.

menulis pokok-pokok isinya dan menyampaikan kembali isi tersebut dengan

bahasa sendiri

d.

menjelaskan isi buku itu dengan membaca kembali

e .

yang penting mengetahui topiknya, kemudian kita kembangkan sendiri dengan

bebas

7.

Untuk mengadakan transaksi jual beli di pasar selalu membutuhkan bahasa,

misalnya menanyakan harga barang, tawar-menawar dan sebagainya mereka

selalu mengucapkan bahasa. Di tempat lain, misalnya: di kampus, di sekolah di

tempat kursus, atau lembaga pendidikan yang lain, dosen, guru, atau tentor akan

mentransfer pengetahuan mereka dengan bahasa. Jadi, bahasa sangat dominan

digunakan dalam kehidupan manusia, terutama dalam rangka untuk mengadakan

interaksi dengan orang lain.

Pernyataan di bawah ini tersirat dan atau tersurat di dalam bacaan,

kecuali

... .

a.

bahasa memang sangat penting dalam kehidupan manusia

b.

bahasa merupakan alat komunikasi dalam berinteraksi

c.

barangkali bahasa dianggap sebagai alat praktis untuk menjalin interaksi

sosial.

d.

bahasa dapat digunakan sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan

e.

bahasa dapat digunakan sebagai alat untuk mentransfer ilmu pengetahuan

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI - Prodi IPA - IPS

26

8.

Pengembangan paragraf yang mempunyai urutan kalimat utama terlebih dahulu

dan diikuti dengan kalimat penjelas disebut paragraf ... .

a .

induktif

b.

deduktif

c.

campuran

d.

ineratif

e .

deskriptif

9.

Akhir-akhir ini banyak siswa yang suka bertawuran. Hampir setiap hari kita

dengar ada tawuran. Tidak sedikit korban jiwa yang terkena tusukan benda tajam.

Untuk menanggulangi hal seperti itu, maka kami Musyawarah Kepala Sekolah

(MKS) se-DKI akan mengadakan seminar tentang ... dan seterusnya.

Paragraf di atas merupakan kutipan dari proposal yang dituangkan pada

bagian ... .

a.

masalah

b.

tujuan

c.

latar belakang

d.

luas-lingkup

e.

pelaksanaan

10.

Semakin ketatnya kriteria syarat kelulusan bagi siswa peserta ujian, kekhawatiran

pun semakin berkecamuk dalam benak mereka. Namun, bila dipikir ulang,

ketentuan itu sangat penting untuk diterapkan secepat mungkin agar kualitas

pendidikan nasional tidak selalu dalam keterpurukan. Demi tercapainya tujuan

pendidikan itu, diperlukan ketertiban dan kejujuran dalam pelaksanaan peraturan

yang sudah ditetapkan.

Tanggapan logis pada paragraf tersebut adalah ... .

a.

sebaiknya siswa tenang saja karena seketat apapun peraturan, apabila

hasilnya kurang memuaskan, pasti akan diberikan kelonggaran untuk ujian

ulang

b.

calon peserta ujian sebaiknya mempersiapkan diri secara dini

c.

sebaiknya pembuat peraturan turun ke lapangan melihat kemampuan

masyarakat

d.

sebaiknya pemberlakuan peraturan yang ketat dilakukan bila mayarakat

benar-benar sudah siap

e.

kualitas pendidikan meman perlu ditingkatkan agar tidak ketinggalan dengan

Negara lain